Berita Terkini - Sebelum terjadinya tsunami yang melanda Selat Sunda, Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi yang terjadi pada pukul 21.30 WIB. Agen Domino
Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan tsunami BMKG, Tiar Prasetya mengatakan erupsi itu di duga menyebabkan longsoran vulkanik yang menimbulkan tsunami di Selat Sunda.
"Aktifitas Gunung Anak Kratakau sudah aktif dari Juli lalu dan memang pukul 21.00 terjadinya letupan, tapi letupan yang di keluarkan oleh Gunung Anak Krakatau tidak begitu besar," ungkap Tiar di Kantor BMKG, jakarta.
Baca Juga : Barang Ludes dan Darah Bercecer Di Lantai, IRT Ditemukan Meninggal
Longsoran vulkanik akibat erupsi Anak Gunung Krakatau tidak secara langsung menimbulkan tsunami, namun terjadi karena gelombang di Selat Sunda pada tanggal 22-25 Desember 2018 memang dalam kondisi yang tinggi.
Tiar mengatakan, tsunami yang terjadi di Selat Sunda mirip dengan yang terjadi akibat erupsi Gunung Krakatau pada tahun 1883 lalu yang mengakibatkan erupsi Gunung Krakatau menjangkau wilayah Jakarta.
BMKG tidak mengeluarkan peringatan sebelum tsunami yang melanda wilayah Banten dan Lampung tidak di keluarka karena tidak adanya aktivitas tektonik.
Namun di sisi lain tide gauge milik BMKG mencatat adanya anomali gelombang air laut di Selat Sunda, anomali merupakan tsunami yang di sebabkan oleh longsoran vulkanik Anak Gunung Krakatau yang menyatu dengan gelombang tinggi.
Dalam hal tersebut BMKG akan melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk melihat kondisi Anak krakatau baik dengan sonar maupun secara visual. Agen Domino
No comments:
Post a Comment