Berita Terkini - Lubang bekas tambang batubara di Kalimantan Timur, telah merenggut nyawa 31 orang. Jaringan advokasi tambang (Jatam) Kalimantan Timur, meminta Presiden Joko Widodo turun tangan, karena Pemda menganggap masalah itu bukan hal penting. Agen Domino
Jatam menengarai, pejabat dan aparat seakan takluk jika berhadapan dengan perusahaan tambang yang beroperasi di Kaltim.
"Dengan kewenangan yang dimiliki Presiden, sudah sepatutnya untuk secara langsung memastikan agenda keselamatan rakyat Kaltim, dari ancaman lubang tambang," ujar Rupang.
Jatam Kaltim dan Walhi Kaltim mengecam respons Gubernur Kaltim Isran Noor, yang terkesan pasrah atas kasus ini.
Baca Juga : PT KAI menawarkan tiket diskon di pameran industri kereta api
"Kami mendesak Gubernur Kaltim bertindak keras kepada pelaku tambang, yang melakukan pembiaran terhadap lubang-lubang tambang," kata Rupang.
Apalagi, dengan adanya kejadian terbaru ini adalah kali keduanya lubang tambang PT BBE menelan korban. Perusahaan itu, diduga melakukan pembiaran dan tidak mau membenahi sistem keamanan dan keselamatan sesuai yang dimandatkan UU No 4 Tahun 2009 tentang Minerba dan UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
"Sejumlah perusahaan yang masih harus mempertanggungjawabkan persoalan serupa, kami juga mendesak agar aktivitas operasinya dihentikan," kata Direktur Eksekutif Walhi Kaltim, Fathur Roziqin Fen.
Sebelumnya diberitakan, Jumat (26/10), saat dimintai tanggapan dan sikapnya terkait lubang bekas tambang batubara yang sudah merenggut 30 nyawa, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor justru mengatakan itu sudah menjadi nasib korban.
"Oh gitu. Sikap apa? Oh, enggak masalah. Nasibnya kasihan. Ikut prihatin. Pastilah ikut prihatin," kata Isran, Selasa (23/10). Agen Domino
Pada Minggu (4/11) siang kemarin, lubang bekas tambang itu kembali merenggut korban. A (13), menjadi korban ke-31 tewas di lubang bekas tambang, di Desa Bukit Raya, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. Saat kejadian dia sedang bermain dan berenang di kolam bekas tambang itu.
No comments:
Post a Comment